_Sinar matahari terasa hangat. Ditambah segarnya khas aroma pantai yang dibawa angin laut berhembus kesana kemari. Saatnya para anjing laut untuk naik dari bawah laut menuju hamparan pasir hangat di pantai. Satu per satu hewan bertubuh licin dan besar ini muncul berenang ke tepian. Tubuhnya mengkilat terkena pancaran sinar matahari. Tak hanya mereka, burung - burung camar pun berterbangan di atas mereka menambah indahnya suasana alami pantai yang asri karena tidak terjangkau tangan - tangan jahil manusia. Beberapa burung camar terlihat asyik mencari ikan di permukaan laut dan memakannya. Yang lainnya melipat sayap di tepi pantai bersama para anjing laut.
Di satu sudut cukup jauh dari bibir pantai, terlihat seekor anjing laut berusaha menggali pasir. Hewan itu menggali dalam...dan semakin dalam...
“Bu, lihat ! Andia dapat beasiswa, Bu ! Andia kali ini dapat !”
“Mana Ibu lihat suratnya… Alhamdulillah… Akhirnya setelah dua kali Kamu coba, kali ini dapat ya…”, ujarku sambil memeluknya erat.
“Iya, Bu… Andia seneeeeng banget bisa buat Ibu bahagia”, balasnya sambil memelukku lebih erat.
Ya, itulah Andia, anakku. Harapanku selama ini melihat dia tersenyum bahagia mendapat beasiswa telah tercapai. Dia amat senang. Aku pun tentu turut senang sekaligus bangga. Sayang sekali kebahagiaan itu tidak dapat dia tunjukkan pada ayahnya karena suamiku itu telah meninggal 8 tahun yang lalu akibat leukemia.
***
Andiaku adalah gadis cantik dan berperawakan kurus dan mungil. Putriku satu – satunya ini adalah anak yang shalehah. Ia tak malu jika harus membantu aku berjualan di toko kelontong. Ia tak malu mengakui aku sebagai ibunya walau aku ini cacat. Sering hati ini menangis perih ketika teman –
Ordinary, but not like common women. The owner of dry skin who doesn't like use lotion. A sensitive woman. Still couldn't finds own way to live. Loves to laugh. Has a dream as successfull woman who still holds the hereafter.