Bagaimana bisa aku tidak melihat kamu selama ini, aku yang mulai mencari, aku yang mulai diberi berjuta pertanyaan tentang cinta. Lamanya usia suatu hubungan tidak menjamin keberhasilan untuk seterusnya. Aku yang rapuh karena cinta, bukan, bukan karena aku lemah, tapi aku ingin semuanya menerima, menerima cinta yang akan aku bawa nantinya. Karena cinta itu bukan hanya padaku, tapi sekelilingku. Bukankah itu lebih indah? Bukankah itu lebih damai?
Bagaimana bisa aku tidak bisa merasakan kehadiranmu, aku yang berada di ujung pengharapan dan akhirnya terhempas begitu saja. Sakit. Tapi aku harus memilih. Aku lebih sakit melihat mereka yang tidak merestui. Perlahan tapi pasti. Lepas bebas dan tenang. Ada kamu, Cinta.
Bagaimana bisa kamu hadir tiba-tiba, Cinta? Aku yang tidak pernah setenang ini. Aku yang tidak pernah merasakan kisah seperti ini. Cinta yang aku cari datang. Paling tidak itu yang kurasa. Dan kita yakini itu, Cinta. Di sudut gelap itu aku ditemani. Tangan ini ada yang menggenggam, walaupun aku belum melihat jelas. Tapi rasa hangatnya membuatku nyaman. Ini cinta. Aku mengerti.
Bagaimana bisa aku merasakan ini? Aku yang tidak pernah tahu, yang tidak pernah berkata walau hanya basa basi. Cinta, ini kah yang tangan yang hangat itu? Kamu kah itu? Aku berseri. Bercahaya. Terlihat jelas, Cinta.
Sudah hampir 6 bulan, Cinta. Bukan aku lagi, bukan kamu lagi. Tapi kita. Kita yang sama-sama berjalan beriringan. Saling menguatkan, melengkapi. Biarlah perbedaan ini tetap ada karena cinta adalah persamaan kita. Bukankah itu cukup, Cinta? Mereka pun restui kita. Aku tenang, aku bahagia. Kehilangan kamu mungkin menjadi yang paling aku takuti. Biarkan sudut itu kini menjadi terang dan bersemi. Kamu percaya takdir, Cinta? Aku menemukanmu. Kita bertemu.
Dariku, yang mencintaimu..
Bagaimana bisa aku tidak bisa merasakan kehadiranmu, aku yang berada di ujung pengharapan dan akhirnya terhempas begitu saja. Sakit. Tapi aku harus memilih. Aku lebih sakit melihat mereka yang tidak merestui. Perlahan tapi pasti. Lepas bebas dan tenang. Ada kamu, Cinta.
Bagaimana bisa kamu hadir tiba-tiba, Cinta? Aku yang tidak pernah setenang ini. Aku yang tidak pernah merasakan kisah seperti ini. Cinta yang aku cari datang. Paling tidak itu yang kurasa. Dan kita yakini itu, Cinta. Di sudut gelap itu aku ditemani. Tangan ini ada yang menggenggam, walaupun aku belum melihat jelas. Tapi rasa hangatnya membuatku nyaman. Ini cinta. Aku mengerti.
Bagaimana bisa aku merasakan ini? Aku yang tidak pernah tahu, yang tidak pernah berkata walau hanya basa basi. Cinta, ini kah yang tangan yang hangat itu? Kamu kah itu? Aku berseri. Bercahaya. Terlihat jelas, Cinta.
Sudah hampir 6 bulan, Cinta. Bukan aku lagi, bukan kamu lagi. Tapi kita. Kita yang sama-sama berjalan beriringan. Saling menguatkan, melengkapi. Biarlah perbedaan ini tetap ada karena cinta adalah persamaan kita. Bukankah itu cukup, Cinta? Mereka pun restui kita. Aku tenang, aku bahagia. Kehilangan kamu mungkin menjadi yang paling aku takuti. Biarkan sudut itu kini menjadi terang dan bersemi. Kamu percaya takdir, Cinta? Aku menemukanmu. Kita bertemu.
Dariku, yang mencintaimu..